Merpati

Merpati Nusantara Airlines adalah sebuah maskapai penerbangan yang bermarkas di Jakarta Pusat, provinsi Jakarta - Indonesia. Saham terbesar dari perusahaan jasa transportasi penerbangan ini mayoritas dimiliki oleh Negara dan berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Maskapai ini pada awalnya merupakan salah satu yang terbesar dan melayani jasa transportasi penerbangan komersial terjadwal ke lebih dari 25 kota tujuan di Indonesia, dan juga melayani rute internasional ke Timor Leste dan Malaysia, sebelum akhirnya penerbangan domestik lebih dikuasai pasarnya oleh perusahaan jasa penerbangan swasta seperti Lion Air misalnya.

Umumnya pesawat-pesawat mereka berbasis di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang terletak di Provinsi Banten, dan khusus untuk Merpati sendiri beroperasi di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta.

Maskapai ini didirikan dan secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 6 September 1962. Pada awalnya dirancang oleh pemerintahan Indonesia sebagai maskapai kedua setelah Garuda Indonesia, dimana Merpati difokuskan untuk melayani rute penerbangan domestik yang sebelumnya telah dirintis oleh Angkatan Udara sejak tahun 1958.

Di awal pendiriannya, juga pada tahun 1962, Merpati juga melayani penerbangan ke Irian Jaya (dulunya bernama New Guinea, sekarang provinsi Papua), dan dioperasikan oleh operator subsider yang bernama De Kroonduif, yang juga telah digunakan sebelumnya oleh Garuda. Pada bulan Oktober 1978, Merpati Nusantara diambil alih kepemilikannya oleh Garuda Indonesia, namun tetap beroperasi atas namanya sendiri.

Perusahaan Merpati sendiri akhir-akhir ini mengalami sejumlah masalah yang terkait dengan kerugian perusahaan, skandal korupsi, sengketa dengan pihak asing, dan dikabarkan tengah terlilit hutang sehingga mengganggu kinerja BUMN tersebut.

Sebagaimana maskapai penerbangan komersial lainnya yang telah memanfaatkan teknologi internet yang telah berkembang pesat, Merpati Nusantara Airlines juga memiliki website yang mempermudah konsumennya untuk melakukan pencarian tiket dan langsung bertransaksi secara online. Alamat situs merpati dapat diakses di http://www.merpati.co.id. Tiket dapat dibeli melalui travel, lapak penjualan resmi Merpati Nusantara Airlines, atau dapat menghubungi call center di nomor telepon +628 041 621 621.


Penutupan Sementara Merpati Airlines

Merpati menghentikan semua layanan penerbangan dan komersialnya pada awal bulan Februari tahun 2014 dikarenakan masalah keuangan dan kas perusahaan yang membelitnya sejak lama, termasuk ketidakmampuan untuk membeli bahan bakar secara kredit, dimana pihak penyedia bahan bakar mewajibkan perusahaan untuk membayar uang tunai. Jika gagal untuk kembali beroperasi dalam waktu satu bulan, izin penerbangan yang mereka miliki akan dicabut. Maskapai ini berharap untuk melanjutkan beberapa penerbangan pada tanggal 6 Februari, tetapi semua izin rutenya telah ditangguhkan.

Kebangkrutan Merpati Airlines

PT Merpati Nusantara Airline (Persero) menghentikan operasi seluruh rute penerbangannya sejak Kamis (30/1/2014). Langkah itu diambil lantaran maskapai penerbangan pelat merah itu tidak mampu membeli bahan bakar secara tunai kepada PT Pertamina (Persero).

"Untuk kemarin dan hari ini sudah tidak ada penerbangan karena tidak pasokan avtur. Beli fuel (bahan bakar) di Pertamina bayarnya harus cash (tunai)," ungkap Ketua Umum Forum Pegawai Merpati Sudiryarto saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (31/1/2013).

Referensi

  • Wikipedia ~ Merpati Airlines
  • http://bisnis.liputan6.com/read/814919/merpati-tutup-semua-rute-penerbangan-sejak-30-januari-2014

Soekarno-Hatta

Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di provinsi Banten memiliki tiga terminal utama yaitu yaitu Terminal 1, 2, dan 3. Berikut ini adalah daftar maskpai yang beroperasi di terminal-terminal tersebut:

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

Terminal 1

Terminal 1 digunakan sebagai terminal untuk melayani penerbangan domestik yang dibagi menjadi tiga sub terminal yaitu Sub Terminal 1A, Sub Terminal 1B, dan Sub Terminal 1C.
  1. Sub Terminal 1A: Lion Air dan Wings Air (seluruh tujuan domestik kecuali Sumatera)
  2. Sub Terminal 1B: Lion Air (tujuan domestik khusus Sumatera), Sriwijaya Air, Kartika Airlines, dan Express Air.
  3. Sub Terminal 1C: Batavia Air, Garuda Citilink, dan Airfast Indonesia.


Terminal 2

Terminal 2 juga dibagi menjadi tiga sub terminal yaitu Sub Terminal 2D, Sub Terminal 2E, dan Sub Terminal 2F. Sub Terminal 2D dan 2E merupakan sub terminal yang khusus digunakan untuk penerbangan internasional, sedangkan Sub Terminal 2F digunakan untuk penerbangan domestik oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara.
  1. Sub Terminal 2D: Air China, All Nippon Airways (ANA), Batavia Air, Cathay Pacific, Cebu Pacific, China Airlines, China Southern Airlines, Emirates, Eva Air, Japan Airlines, Jetstar, Kuwait Airlines, Lufthansa, Malaysia Airlines, Philippine Airlines, Qantas, Qatar Airways, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines, Thai Airways International, Tiger Airways, Turkish Airlines, Valuair, dan Yemenia.
  2. Sub Terminal 2E: Garuda Indonesia, Etihad, KLM Royal Dutch Airlines, Korean Air, Lion Air, dan Royal Brunei.
  3. Sub Terminal 2F: Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.

Terminal 3

Saat ini Terminal 3 digunakan untuk seluruh penerbangan domestik dan international AirAsia (Indonesia AirAsia-QZ, Malaysia AirAsia-AK, dan Thai AirAsia-FD) sejak beberapa bulan yang lalu terhitung sejak bulan Mei 2012, maskapai Lion Air telah memindahkan penerbangan jurusan Jakarta-Denpasar ke Terminal 3. Ke depannya, Lion Air tengah mengusahakan untuk mendapatkan izin tiga rute tambahan di terminal 3, yakni rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang dan Jakarta-Lombok.

sumber: Wikipedia & Wordpress.

Pelajaran Hidup

Usai mengerjakan ujian akhir yang dulunya masih bernama EBTANAS (seingat saya), atau sudah UAN (Ujian Akhir Nasional), entahlah saya sudah lupa, saya tidak bisa mengikuti jejak teman-teman SMA saya yang mendaftar di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, kebanyakan berlokasi di Pulau Jawa dan memiliki nama besar seperti misalnya Universitas Brawijaya di Malang, UGM di Jogja, ITB di Bandung atau UI di Jakarta misalnya. Setidaknya untuk mereka yang tidak ingin keluar daerah, teman-teman saya mendaftar di Universitas Mataram (UNRAM), sebuah universitas negeri di daerah asal saya.

Kebanyakan dari mereka yang mendaftar untuk ikut ujian di universitas bergengsi tersebut, juga mengikuti bimbingan belajar untuk menembus UMPTN. Yang sempat saya dengar dan ingat pada saat itu adalah Ganesha di Malang, dan di beberapa tempat lainnya. Sedangkan saya? No Idea. Orang tua saya sendiri, dalam hal ini ibunda saya Ni Ketut Rusmini, sebenarnya sudah menyuruh saya untuk kuliah saja di UNRAM, namun saya menolak dengan alasan tidak ingin membebani orangtua lagi. Saya merasa kasihan melihat beliau yang sudah banyak menanggung beban, harus ditambah lagi beban membiayai saya masuk kuliah. Sedangkan pada saat masih bersekolah SMA saja saya terkadang merasa tidak enak meminta uang saku dari beliau. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari pekerjaan saja. Toh juga banyak orang-orang yang bekerja dengan bermodalkan ijazah SMA saja. Itu sudah cukup untuk saya.

Dasar Berpikir Tentang Bisnis

Akhirnya saya menghubungi seorang paman, menantu dari nenek angkat saya yang biasa saya panggil Ninik Sri, yang memiliki usaha dagang buah-buahan di pasar buah Mandalika, dekat terminal Bertais, Lombok. Ia dan keluarga besarnya yang berasal dari Karangasem - Bali, menjalankan sebuah bisnis yang sangat bagus di Lombok. Paman saya itu bernama Om Pasek. Beliau adalah orang pertama yang mengajarkan saya tentang kehidupan yang sebenarnya diluar masa sekolah, dan membentuk pola dasar berpikir saya tentang bisnis. Penampilannya cukup sangar, dengan tattoo yang menutupi hampir seluruh badan hingga lengan. Namun dibalik penampilan yang sangar tersebut, ia adalah seorang pengusaha yang cukup sukses dalam lingkup lokal dan dalam pandangan pribadi saya.

Om Pasek membeli Jeruk dari Lumajang, Apel dan Malang, Salak dari Bali, Anggur dari Singaraja, dalam partai besar. Dan menjualnya di pasar buah Lombok kepada para pengecer yang akan menjualnya di seputaran kota Mataram. Dari sinilah bisnis buah itu berjalan.

Pagi subuh sekitar pukul empat, saya sudah berangkat menuju ke pasar untuk bekerja.