SID
Dapat dikatakan bahwa inilah grup band asal Bali pertama yang gaungnya bergema paling kencang di blantika musik Indonesia. Nama SID mulai ramai diperbincangkan penikmat musik Indonesia dan mungkin Asia sejak dirilisnya video klip dari single andalan mereka, 'Punk Hari Ini', di channel televisi musik favorit remaja, MTV Asia, dan semakin lama semakin rajin diputar di stasiun televisi dan radio nasional. Lagu debut regional mereka mendobrak scene musik tanah air yang dipenuhi band-band ganteng dan modis yang kebanyakan membawakan lagu tentang cinta dan patah hati, ditambah lagi aliran yang berbeda dari mainstream saat itu, Band ini lalu secara perlahan meraih popularitasnya di kalangan muda pencinta musik. Aliran musik mereka yang berada di jalur Punk Rock bernuansa Rockabilly, membangunkan kembali industri musik cadas Indonesia yang sempat tertidur dan didominasi band pop.
Dari sebuah band Indie yang memang sudah lumayan terkenal di kalangan pecinta musik minoritas, keputusan mereka untuk meninggalkan komunitas bawah tanah yang jarang terdengar di 'atas tanah' alias industri musik populer Indonesia, SID menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan major label Sony Music Indonesia (SMI), membuahkan kesuksesan dalam perspektif popularitas dan finansial. Walaupun pada awalnya mereka enggan untuk menuruti permintaan SMI agar lirik lagu SID yang kebanyakan dalam bahasa Inggris disesuaikan dalam bahasa Indonesia, namun pada kenyataannya, 13 dari 16 lagu yang termuat dalam album perdana mereka, Kuta Rock City (KRC), menggunakan judul berbahasa Inggris. Artinya bahkan label besar sekelas SMI mendapatkan perlawanan yang cukup sengit dari band pemberontak ini, dan akhirnya pihak label mengalah dengan bersedia mengizinkan album perdana SID didominasi oleh lirik berbahasa Inggris. Hingga akhirnya album KRC dirilis pada tahun 2003.
Sejarah Superman Is Dead
Sejarah SID berawal pada tahun 1995, dari seorang I Gede Ari Astina atau akrab disebut Jerinx (JRX), drummer sebuah band heavy metal bernama Thunder, yang merasa jenuh dan ingin membentuk sebuah band baru, kemudian bertemu di Kuta, Bali, dengan seorang drummer band new wave punk, Diamond Clash, yang bernama Budi Sartika alias Bobby Kool yang juga sedang ingin beralih posisi menjadi gitaris sekaligus vokalis. Mereka berdua kemudian bersepakat untuk membentuk sebuah band beraliran Punk Rock dan diberi nama Superman Silvergun. Untuk mengisi posisi bass, mereka menggunakan seorang additional bassist yang bernama Ajuzt. Pada awal berdirinya, Superman Silvergun membawakan lagu-lagu Green Day, NOFX, dan band-band punk rock internasional lainnya yang cukup berpengaruh pada scene musik underground di Bali pada saat itu. Mereka pun mulai rajin menjajal berbagai panggung musik 'bawah tanah' di sekitar Bali. Beberapa saat kemudian, posisi bassist diisi oleh I Made Eka Arsana alias Eka Rock yang akhirnya menjadi personil inti band hingga sekarang.
Lambat laun personil SID merasa kurang cocok dengan nama Superman Silvergun dan memutuskan untuk menggantinya dengan nama Superman Is Dead (SID) dengan mengambil filosofi dari tokoh fiksi Superman, sang manusia super yang sangat kuat, bisa terbang, kebal api, tahan peluru, mampu menciptakan angin yang sangat kencang dari tiupannya, matanya mengeluarkan sinar laser yang bisa dipakai nge-las karbit, (kepanjangan deskripsinya ya? :D), namun memiliki kelemahan terhadap batu kryptonite dan akhirnya mati di tangan musuhnya, Doomsday. Arti filosofis dari nama Superman Is Dead adalah tidak ada manusia yang sempurna, bahkan sang manusia super sekalipun masih bisa mati. SID kemudian perlahan mulai dikenal, tidak hanya di pulau Bali, namun juga merambah ke kalangan penikmat musik underground di pulau-pulau sekitarnya seperti di pulau Lombok dan Jawa. Buktinya? Saya pada saat masih bersekolah di SMPN 1 Mataram, Lombok, sudah mendengar nama SID sebagai salah satu pengisi acara Festival Underground Total Uyut yang diadakan pada tahun 1996 di Bali. Padahal pada saat itu saya masih bocah ingusan dan belum mengenal internet, hanya tau dari perbincangan dengan teman dan membaca majalah terbitan komunitas underground lokal.